by Akastrat PPI Sakarya
Beberapa tahun belakangan ini, topik kesehatan mental sedang menarik perhatian anak muda khususnya Generasi Z. Masyarakat Indonesia terutama anak muda mulai menyadari dampak dan pengaruh kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit yang menyadari bahwa kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik seseorang. Menurut survey terbaru dari I-NAMHS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) mengatakan bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia mengalami gangguan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, kesepian, dan lain sebagainya.
Menyoroti pemahaman gangguan mental atau mental illness dari persepektif agama, kerap kali kita mendengar stigma masyarakat yang mengaitkan antara gangguan mental dengan tingkat keimanan yang rendah. Perlu kita pahami bersama makna dari gangguan mental dan keimanan itu sendiri. Mental illness adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan kondisi yang memengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan kesejahteraan seseorang. Seperti depresi, kecemasan, bipolar, dan skizofrenia.
Di sisi lain, keimanan sendiri memiliki arti yaitu keyakinan yang kuat dan teguh terhadap sesuatu yang dianggap benar, terutama dalam konteks agama. Banyak faktor yang dapat memengaruhi munculnya mental illness dalam diri seseorang. Ketidakseimbangan kimiawi di otak, faktor genetik, trauma, pola pikir negatif, tekanan sosial, dan pengalaman hidup adalah beberapa faktor yang menyebabkan mental illness dapat terjadi.
Orang yang mengalami mental illness sering kali disarankan untuk memperbaiki serta meningkatkan ibadah, namun rajin beribadah tidak selalu dapat dikaitkan dengan spiritualitas. Karena ibadah adalah hal yang terkait dengan religiuitas, sedangkan spiritualitas tidak selalu berhubungan dengan ibadah. Orang yang kurang beriman tidak selalu memiliki gangguan mental, begitu pula sebaliknya. Maka sebetulnya tidak ada korelasi antara gangguan mental dengan keimanan.
Namun banyak penelitian dan artikel yang menjelaskan bahwa agama memiliki peran yang cukup berpengaruh dalam kesehatan mental. Karena adanya agama atau iman dalam diri seseorang dapat memberikan pandangan yang optimis serta harapan dalam menjalani kehidupan sehari harinya. Agama juga menuntun kita untuk menjauhi hal-hal negatif yang dapat memicu masalah, sehingga memberikan efek tenang dalam diri kita.
Oleh karena itu, saat kita mendengar orang terdekat kita mengalami gangguan mental, alih alih langsung memberi saran untuk meningkatkan kuantitas ibadah, akan lebih bijak jika kita bisa menjadi sosok pendengar yang baik. Memberi dukungan serta menyalurkan spirit untuk orang terdekat kita yang mengalami gangguan mental untuk mengembalikan kepercayaan mereka pada hidup.