Langkah Rasional, Luka Sosial: Diantara Bernalar dan Bermoral
Logika, Etika dan Estetika tergolong kedalam sebuah cabang ilmu filsafat. Ketiganya cenderung memiliki keterkaitan antara satu sama lain, disisi lain dalam beberapa kasus salah satu dari cabang ilmu tersebut dapat bertentangan dengan yang lainnya. Untuk dapat memahami dilema diantara ketiga cabang tersebut kita perlu mengetahui arti dan sifat dari ketiga cabang tersebut.
/lo·gi·ka/
1 pengetahuan tentang kaidah berpikir; 2 jalan pikiran yang masuk akal (KBBI)
Objektif secara sistem formal, dapat subjektif tergatung konteks/premis. Memiliki Variabel Benar & Salah.
/eti·ka/ /étika/
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) (KBBI)
Subjektif jika disandarkan pada standar moral yang bervariasi dari setiap budaya/kelompok masyarakat. Objektif jika didasarkan pada nilai moral yang disetujui secara universal. Memiliki Variabel Baik & Buruk.
/es·te·ti·ka/ /éstétika/
1 cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya; 2 kepekaan terhadap seni dan keindahan (KBBI)
cenderung subjektif, bergantung kepada konteks. Memiliki Variabel Bagus & Jelek.
Disaat ketiganya berjalan beriringan dalam kehidupan sehari hari terkadang dapat terjadi pertentangan antara ketiga cara berfikir tersebut, terutama diantara logika dan etika. kenapa hanya logika dan etika yang bertentangan? estetika bisa berdiri sendiri dengan mengesampingkan 2 kategori lainnya, contohnya dalam penulisan puisi, sajak, syair demi mengedepankan keindahan karya terkadang digunakan metafora, pengibaratan, dan kalimat puitis yang mungkin tidak terdengar logis, isi dari karya juga dapat berupa kritik & sindiran yang mungkin bertentangan dengan moral (etika). Untuk lebih mudah memahaminya bayangkan ketiga jalan berfikir tersebut sebagai sebuah tokoh.
Logan, Ethan dan Aestian merupakan sahabat dekat, walaupun adanya perbedaan karakteristik tiap orang, ketiganya tetap bisa harmonis. Sayangnya persahabatan mereka tidak terlepas dari pertentangan antar sudut pandang, yang bukan lain disebabkan oleh karakteristik tiap orang yang berbeda. Logan merupakan seorang pemikir yang objektif, dia selalu berusaha menyelesaikan masalah secara tepat dan efisien, terkadang perasaan orang lain bukan masalah bagi Logan. Hari hari Logan selalu diisi dengan bermain teka teki, belajar hal baru, dan membuat sebuah teori atau model pemikiran baru. Disisi lain Ethan adalah kawan yang berempati dan sopan, dia selalu mengedepankan tatakrama dan menjaga perasaan orang lain. Hari harinya diisi dengan menolong orang lain, turut serta dalam kegiatan sosial dan menjadi sukarelawan. Jauh berbeda dari Logan dan Ethan, Aestian merupakan seorang yang memiliki jiwa artistik, Aestian selalu mengutamakan keindahan bahkan sampai detail terkecil, dia cenderung kurang peduli dengan nilai moral dan rasionalitas. Aestian lebih memilih untuk menghabiskan waktunya sendiri, melukis, menulis puisi, bermusik dan berkarya dalam bentuk lainnya. Dikala Aestian sibuk menyempurnakan karyanya, perdebatan muncul diantara Logan dan Ethan. Dalam kasus sehari hari keduanya selalu memiliki pendapat yang berbeda dalam cara menyelesaikan masalah. Berikut beberapa perdebadan dalam sudut pandang mereka :
seorang ibu hamil dengan janin yang berada dalam proses pembentukan fisik menyadari bahwa terdapat kecacatan fisik berat pada perkembangan janin, dapat diyakinkan bahwa bayi tersebut akan terlahir tidak sempurna yang mana akan berpegaruh pada kegiatan sehari harinya baik secara fisikal dan sosial. Dalam kasus ini Logan berfikir bahwa menggugurkan janin itu sesegera mungkin adalah pilihan terbaik dengan alasan bahwa melahirkan bayi tersebut justru akan membawa lebih banyak kerugian pada bayi itu daripada menggugurkannya. Disisi lain Ethan berfikir bahwa sang janin harus tetap dilahirkan dengan alasan bahwa semua orang punya hak yang sama untuk hidup.
Disaat Logan dan Ethan dihadapkan pada masalah yang sama, yaitu keduanya sama sama secara tidak sengaja berbuat salah kepada seseorang, Ethan tanpa pikir panjang langsung meminta maaf dengan alasan sederhana, bahwa meminta maaf dapat memperbaiki perasaan orang yang dirugikan. Jauh berbeda dengan Logan yang fokus pada penyelesaian masalah dengan bertanggung jawab langsung, baginya meminta maaf tidak memperbaiki apapun melainkan hanya membungkam masalah yang ada, karena itu langsung bertanggung jawab dirasanya lebih efektif.
Menjelang pemilu, debat antara tiap calon presiden semakin memanas. Salah satu calon presiden menjanjikan berbagai macam bantuan kepada masyarakat seperti sembako, bantuan langsung tunai, dan subsidi. Disini Logan berfikir bahwa subsidi pemerintah justru hanya meningkatkan mental pengemis yang mana membuat masyarakat hanya bergantung pada pemberian orang lain, hal ini mengurangi efisiensi dan kinerja seseorang, ditambah lagi dengan melihat dari beberapa tahun kebelakang, Logan merasa bahwa distribusi bantuan pemerintah berlangsung tidak efektif dan tepat, yang mana berujung pada hasilnya yang tidak maksimal. Berbeda dengan Ethan yang berfikir bahwa janji tersebut adalah sebuah harapan bagi masyarakat kecil, dengan berargumen bahwa tiap orang punya hak sama untuk hidup sejahtera, bantuan pemerintah dapat menjadi jalan menuju kesejahteraan tersebut.
Ketiga contoh kasus tersebut berujung pada dilema antara Logan dengan logikanya dan Ethan dengan etikanya. Disini tidak ada jawaban yang salah, masing masing ide memiliki alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun pada akhirnya kedua pihak tidak bisa berdiri sendiri, untuk mencapai sebuah harmoni diperlukan kolaborasi ide dari kedua pihak, dengan saling memahami cara berfikir masing masing pihak maka jalan tengah suatu masalah dapat ditemukan.
Muhammad Arif Bachtiar
E-Library is a digital learning resource center that provides various learning materials that have been arranged by subject. Students can access various documents, books and other supporting materials easily and quickly to support the learning process.